Sesungguhnya umat Islam adalah umat yang bersih, suci dalam hal aqidah, ibadah, dan pergaulan. Nabi
telah melarang umat ini dari hal-hal yang menyebabkan perpecahan, permusuhan dan dendam. Beliau bersabda :
“ Janganlah saling membenci, mendengki, memusuhi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah dihalalkan bagi seorang muslim untuk memutuskan hubungan dengan saudaranya sampai tiga malam, ketika saling bertemu saling membelakangi, dan yang terbaik diantara mereka berdua adalah yang memulai dengan salam “. (H.R. Bukhari dan Muslim).Dan sabdanya pula yang menganjurkan untuk saling mencintai dan lemah-lembut :
Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah kalian masuk surga sampai kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai. (H.R. Muslim)
Nabi bersabda ketika ditanya siapakah manusia yang paling baik ? jawaban beliau adalah : Setiap orang yang memiliki hati yang terpuji dan lisan yang jujur. Para sahabatpun mengatakan : adapun lisan yang jujur kami telah mengetahui, lantas apa yang dimaksud hati yang terpuji? Maka beliau menjawab : Dialah orang yang bertakwa, bersih, tidak ada dosa maupun kedholiman, dan dendam serta iri hati. (H.R. Ibnu Majah).
Keselamatan hati adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada penduduk surga ketika memasukinya.
Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (Q.S. al-Hijr 47).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “ Hati yang bersih dan terpuji adalah hati yang menghendaki kebaikan. Bersihnya hati
tersebut akan bisa tercapai dengan sempurna bila kita mengetahui kebaikan dan keburukan. Ketidaktahuan seseorang akan keburukan merupakan bukti kekurangan dirinya.” (Kitab Majmu’ Al-Fatawa, oleh Ibnu Taimiyah: 10/302.)
Ibnul Qayyim al-Jauziyah t menerangkan bahwa hati yang bersih adalah hati yang selamat dari kesyirikan, sifat dengki, dendam, sombong, hasad, bakhil, cinta kepada dunia dan kududukan; selamat dari
segala penyakit yang menjauhkannya dari Allah SWT, selamat dari kerancuan-kerancuan berpikir yang akan merintangi berbuat kebaikan; selamat dari setiap hawa nafsu yang menyelisihi perintah-Nya SWT, selamat dari semua keinginan
yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT, serta selamat dari sesuatu yang memutuskan hubungan dirinya dengan Allah SWT. (Kitab Al-Jawabul Kaafi, oleh Ibnul Qayyim: 126.)
Penulis: Ust. Maman Rosdiawan
Gambar: http://danummurik.files.wordpress.com/2008/02/bunga-4-u.jpg
Gambar: http://danummurik.files.wordpress.com/2008/02/bunga-4-u.jpg
