Diantara Murid-Murid Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah
Ulama yang meriwayatkan hadits dari Al-Imam Al-Bukhari tidak terhitung jumlahnya. Sehingga ada yang berpendapat, ada sekitar 90.000 orang yang mendengar langsung dari Al-Imam Al-Bukhari.
Di antara sekian banyak murid beliau yang paling menonjol ialah Al-Imam Muslim bin Al-Hajjaj, Al-Imam At-Tirmidzi, Al-Imam An-Nasa-i, Al-Imam Ibnu Khuzaimah, Al-Imam Abu Dawud, Al-Imam Muhammad bin Yusuf Al-Firyabi, Al-Imam Ibrahim bin Mi'yal Al-Nasafi, Al-Imam Hammad bin Syakir An-Nasawi dan Al-Imam Mansur bin Muhammad Al-Bazdawi rahimahumullah. Empat orang yang terakhir ini adalah perawi Shahih Al-Bukhari yang termashyur.
Pujian Para Ulama Terhadap Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah
Karya-karya beliau rahimahullah dalam bidang hadits terus mengalir dan beredar di dunia Islam. Kepiawaian beliau dalam menyampaikan keterangan tentang berbagai kepelikan di seputar ilmu hadits di berbagai majelis-majelis ilmu bersinar cemerlang sehingga beliau dipuji dan diakui keilmuannya oleh para gurunya dan para ulama yang setara ilmunya dengan beliau, lebih-lebih lagi oleh para muridnya. Beliau menimba ilmu dari seribu lebih ulama dan semua mereka selalu mempunyai kesan yang baik, bahkan kagum terhadap beliau.
Al-Imam Al-Hafizh Abil Hajjaj Yusuf bin Al-Mizzi rahimahullah meriwayatkan dalam kitabnya yang berjudul Tahdzibul Kamal fi Asma-ir Rijal beberapa riwayat pujian para ulama Ahli hadits dan sanjungan mereka terhadap Al-Imam Muhammad bin Ismail Al-Bukhari rahimahullah.
Di antara beberapa riwayat itu antara lain ialah pernyataan Al-Imam Mahmud bin An-Nadhir Abu Sahl Asy-Syafi’i rahimahullah yang menyatakan: "Aku masuk ke berbagai negeri antara lain Basrah, Syam, Hijaz dan Kufah. Aku melihat di berbagai negeri tersebut bahwa para ulamanya bila menyebutkan Muhammad bin Ismail Al-Bukhari selalu mereka lebih mengutamakannya dari pada diri-diri mereka".
Karena itu majelis-majelis ilmu Al-Imam Al-Bukhari selalu dipenuhi ribuan penuntut ilmu. Dan bila beliau memasuki suatu negeri, puluhan ribu bahkan ratusan ribu kaum Muslimin menyambutnya di perbatasan kota karena beberapa hari sebelum kedatangan beliau, telah tersebar berita akan datangnya Imam Ahlul Hadits, sehingga kaum Muslimin pun berjejal-jejal berdiri di pinggir jalan yang akan dilewati beliau hanya untuk sekedar melihat wajah beliau atau kalau bernasib baik, kiranya dapat bersalaman dengan beliau.
Al-Imam Muhammad bin Abi Hatim rahimahullah meriwayatkan bahwa Hasyid bin Ismail dan seorang lagi (tidak disebutkan namanya), keduanya menceritakan: "Para ulama Ahli Hadits di Bashrah di zaman Al-Bukhari masih hidup merasa lebih rendah pengetahuannya dalam hadits dibanding Al-Imam Al-Bukhari. Padahal beliau ini masih sangat muda belia. Sehingga pernah ketika beliau berjalan di kota Bashrah, beliau dikerumuni para penuntut ilmu. Akhirnya beliau dipaksa duduk di pinggir jalan dan dikerumuni ribuan orang yang menanyakan kepada beliau berbagai masalah agama. Padahal wajah beliau masih belum tumbuh rambut pada dagunya dan juga belum tumbuh kumisnya".
Diantara Karya Al-Imam Al-Bukhari Rahimahullah
Banyak sekali karya Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah, yang diantaranya:
o Al-Jami' Ash-Shahih. Yang dikenali sebagai Shahih Al-Bukhari. Kitab Hadits terbaik, yang tiada duanya. Kitab tershahih setelah kitabullah Al-Qur'an Al-Karim.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, Al-Imam Al-Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah, seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta’bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah. Mimpi inilah yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami’ Ash-Shahih.”
Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Al-Imam Al-Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggung jawabkan. Beliau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.
Al-Imam Al-Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al-Jami’ ini yang dipilih dari enam ratus ribu hadits selama enam belas tahun".
o At- Tarikh Al-Kabir. Yang merupakan karangan yang paling indah baik bab begitu juga topiknya. Perawi-perawai hadits semenjak dari zaman sahabat sampai zaman beliau serta memuat pembahasan tentang 'ilal (cacat) Hadis, Jarh, Ta'dil dan sebagainya. Kitab ini telah dicetak di Hyderabad di India pada tahun 1691 M dengan disimak oleh Al-Allamah Abdul Rahman Al-Mu'allimi rahimahullah
o At-Tarikh Al-Ausath. Kitab ini disusun selama beberapa tahun.
o At-Tarikh Ash-Shaghir. Disusun beberapa tahun dan dicetak berulang kali.
o Kitab Al-Kuna. Dicetak sebagai lampiran Kitab At-Tarikh Al-Kabir dipercetakan Hyderabad.
o Adh-Dhu'afa'. Terdapat dua kitab dengan nama tersebut yaitu Shaghir (kecil) dan Kabir (besar). Memuat sejumlah perawi-perawi hadits yang lemah.
o Al-Adab Al-Mufrad.Merupakan kitab adab dan akhlak dan telah dicetak sebanyak beberapa kali.
o Al-Qira'at Khalfa Al-Imam (bacaan dibelakang imam). Dikenal sebagai Juz Al-Qira'at.
o Mengangkat kedua-dua tangan dalam sembahyang. Dikenal dengan Juz Raf'ul Yadain.
o Khalqu Af'alil 'Ibad atau kitab Kejadian Perbuatan Hamba. Kandungannya adalah tentang permasalahan pegangan (akidah) iaitu perbuatan-perbuatan hamba adalah merupakan makhluk dan kalam Allah yaitu Al-Quran adalah bukan makhluk. Faktor yang mendorong beliau mengarang kitab tersebut adalah sebagai suatu ujian yang dihadapi tentang masalah tersebut.
o Dan yang lainnya.
Penulis: Ust. Agung Cahyono, S.Pd.I
